Selasa, 16 Desember 2014

Batik Vorstenlanden


Batik Vorstenlanden adalah batik yang berasal dari kerajaan atau keraton. Di Indonesia, Batik Vorstenlanden adalah batik yang berasal dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta yang keduanya merupakan penerus kekuasaan kerajaan Mataram. Diluar daerah tersebut, batiknya disebut Batik Pesisir, Batik Petani dan ada juga Batik Saudagan.


Lahirnya batik gaya Surakarta dan Yogyakarta diakibatkan terjadinya peristiwa politik yang akhirnya berpengaruh pada aspek-aspek budaya yang membedakan antara ciri-ciri Yogyakarta dan Surakarta sebagai sumber atau aktivitas budaya. Peristiwa politik yang dimaksud adalah Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755.

Perjanjian Giyanti memecah kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu wilayah di sebelah timur kali Opak (melintasi daerah Prambanan sekarang) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (yaitu Sri Susuhunan Pakubuwana III) dan tetap berkedudukan di Surakarta, sementara di wilayah sebelah barat (daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwana I yang berkedudukan di Yogyakarta.
Perpecahan wilayah tersebut berkelanjutan pada pembagian harta kerajaan yang berupa pusaka, gamelan, kereta tunggangan, dan tandu yang dibagi menjadi dua bagian. Namun busana keraton mataram seutuhnya diboyong oleh Kanjeng Pangeran Mangkubumi ke Yogyakarta. Mengingat sebelum terjadinya perpecahan dan ketika Pakubuwana III belum menjadi Raja, Pakubuwana II (Ayah Pakubuwana III) pernah berwasiat apabila paman Mangkubumi meminta busana, maka berikan saja.
Dari perpecahan tersebut, seluruh busana (Batik) keraton dibawa ke Yogyakarta. Sejak perpecahan itulah Keraton Mataram Surakarta tidak mempunyai corak khas keraton. Dari sinilah kemudian Pakubuwana III memerintahkan untuk membuat motif-motif batik keraton Mataram Surakarta. Sementara batik-batik Mataram yang dibawa ke Yogyakarta telah menjadi batik khas Yogyakarta.




kedua doto diatas adalah contoh batik dengan proses cap setelah penempelan malam pada kain mori putih sebelum diwarna . contoh batik Vorstenlanden. foto yang atas bermotif sekar jagat mengandung arti filosofi keaneka ragaman dunia melambangkan kebahagiaan. dalam tradisi keraton bisa digunakan untuk menghadiri acara pernikahan karena melambangkan suka cita.
sementara gambar yang bawah terdapat kain dengan 3 motif batik sekaligus. atas sekar jagat, tengah motif kawung yang biasa dipakai keluarga kerajaan yang melambangkan kearifan dan bersahaja. kemudian yang bawah salah satu motif parang (mengingat motif parang sangat banyak sekali ragamnya). Motif parang pertama dibuat oleh masa kejayaan Pakubuwana X yang mana motif parang hanya boleh dikenakan oleh raja dan permaisurinya. 
setelah ini R. Rahajeng akan mengupas beberapa motif batik keraton atau batik vorstenlanden beserta makna filosofi dan kapan waktu penggunaannya :)
Batik Printing Vorstenlanden
1. Kawung orange-kuning
2. Kawung orang-dongker
3. Kawung biru-kuning
4. Kawung khaki-biru
5. Cakar soft-orange
6. Cakar pink
7. Parang coklat
Ukuran 2,5m
Bahan kain katun primisima
IDR 80.000

*bisa pre order sesuai design dan ukuran sendiri
*lebih lanjut hubungi contact yang tertera di bio R. Rahajeng :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

top social

top navigation

About me

Flickr Images

Like us on Facebook

Pages - Menu